Bahagia itu sederhana, nostalgia salah satunya... kata-kata
ini saya kutip dari akun instragramnya buku “Generasi 90-an” yang terbit
baru-baru ini dan cukup menggemparkan anak-anak muda yang sempat menikmati
betapa indahnya masa-masa tahun 90-an.
Hanya saja di sini saya tidak akan membahas mengenai isi
dari buku tersebut, tentu karena saya belum membeli dan menunggu ada teman yang
membeli, yah.. you know lah.. supaya
saya bisa meminjam.. haha maklum mahasiswa... tingkat akhir pula, jadi banyak
pengeluaran. Ok, kembali ke jalan yang benar, di note kali ini saya akan
mengenang masa nostalgia saya ketika SMP. Yah bisa dikatakan masa SMP saya
adalah masa penuh kegelapan, haha.
Kalau sekarang saya mengatakan anak SMP zaman sekarang alay,
sangat meledak-ledak ketika membahas artis kesayangan mereka ntah siapa itu,
ber-genk-genk ria, berusaha menjadi popular di sekolah, saling curhat-curhatan
mengenai lelaki yang mereka suka dan lain sebagainya. Tanpa perlu naif, saya
mengakui, saya mengalami semua hal tersebut, hahaha. Perlu kita ketahui
bersama, semua anak normal pasti pernah mengalami hal itu, karena itulah siklus
hidup manusia sebenarnya.. bayi-balita-anak-anak-alay-remaja-dewasa. Yah, bagi
yang merasa tidak melewati tahap “alay” berarti anda kekurangan bahan yang luar
biasa penting untuk dinostalgiakan ketika anda dewasa nanti.
Saya bersyukur saya melewati masa SMP yang “gelap” tersebut,
karena jika tidak saya tidak akan menemukan teman-teman luar biasa.
Teman-teman? Tidak, sepertinya mereka lebih tepat dikatakan saudara. Hm.. kalau
dihitung-hitung saya sudah bersahabat dengan mereka nyaris 10 tahun. Bukan waktu yang singkat bukan? Dan
sekarang kami berada di lokasi yang sangat berjauhan dikarenakan panggilan kami
terhadap impian kami masing-masing. Ok, sebelumnya saya meminta maaf kepada
“kalian” para “jin” dan “cecunguk” (panggilan yang sudah biasa antar kita) yang
nanti akan saya sebut sebagai pemeran utama note ini. Saya tidak akan menggunakan bahasa puitis
seperti kalian, yah saya akui dari antara kalian semua saya lah yang paling
tidak puitis dan tidak akan bisa puitis (secara, saya bergaul di antara
anak-anak teater yang jago menulis dan membaca puisi), karena ternyata saya
adalah orang yang realistis (baru saya sadari akhir-akhir ini).
Mengapa saya menulis note ini, hahaha ini semua karena salah
satu dari pemeran utama note ini men-tag fotonya dengan calon suaminya yang
ternyata orang BULE.. astajiiiimmmm sahabat saya mau nikah sama bule..
benar-benar tidak terasa. Karena foto pre-wed teman saya ini, saya jadi
nostalgia, dan saya tidak mau bernostalgia sendiri. Hey kalian para “jin” dan “cecunguk”
ayo kita nostalgia. Di tengah kepenatan kepala saya dengan penelitian akhir
serta skripsi, nostalgia ternyata sangat memberikan kesegaran.
Mari kita mulai cerita singkatnya..
Ketika naik ke kelas 8, saya terpakasa harus beradaptasi
lagi dengan teman-teman sekelas baru. Saat itu peraturan di sekolah saya
memparelkan kela berdasarkan keunggulan kelas. Ketika kelas 7, saya berada di
pararel kelas yang tidak unggul, namun ternyata saya mendapatkan prestasi yang
lumayan untuk evaluasi belajar akhir tahun kelas 7. Hingga akhirnya ketika naik
kelas 8, saya meraih kursi di kelas unggul 2. Hari pertama di kelas, saya
merasa terasing, duduk di sudut kelas (karena saya hanya dapat kursi itu), dan
saya berpisah kelas dengan teman-teman saya yang sebelumnya. “Tidak punya teman”,
itu mungkin kesan orang-orang ketika melihat saya. Dari sudut kelas saya
melihat anak-anak yang berasa dari kelas unggulan ketika kelas 7 dulu, mereka
sangat heboh. Salah satu dari mereka ada yang saya kenal, namanya Tika. Saya mengenalnya karena tahuns
ebelumnya kami sama-sama menunggu teman kami yang remedial. Pertemanan berlanjut
karena kami saat itu berada pada akstrakulikuler yang sama, yaitu paskibra. Selain
itu saya juga tahu prestasi dia dalam bidang baca puisi. Wanita satu itu pernah
menjadi pemenang cipta baca puisi dalam rangka bulan bahasa. Saat itu saya juga
ikut lomba, tapi seperti yang pasti kalian ketahui saya pasti kalah, ahhaha
karena saya memang tidak punya bakat di bidang itu (Saat itu saya ikut lomba
karena wali kelas saya yang memaksa saya ikut). Saya akui jin yang satu ini memang baik dan
ramah, namun saat itu kami tidak terlalu dekat, hanya berbicara sepintas saja.
Beralih ke kerumunan orang yang tertawa-tawa di depan kelas.
Selain Tika, ada salah satu anak yang paling heboh. Dia terkesan leader dan
yang menjadi pemicu setiap bahan yang mereka tertawakan. Saya juga pernah
melihat dia di lomba cipta baca puisi yang sama dengan Tika. Bakat puisinya
juga tidak jauh dengan Tika. Saya akui kehebatan mereka. Tapi, ada yang saya
takutkan dari wanita ini. Matanya yang besar dan hobi melotot ini memberikan
kesan “antagonis” pada dirinya. OK, shinta, saya yakin saat anda membaca ini,
anda sedang menahan jidat anda supaya tidak bertambah lebar karena manahan
tawa. Saat itu Shinta dan Tika merupakan sahabat yang sudah dekat.
Masih ada lagi, wanita kurus, hitam, berambut coklat berada
di antara kerumunan itu. Hanya saja dia tidak terlalu banyak berkoar-koar
seperti Shinta. Dia hanya duduk diam dan tertawa mendengar celotehan
teman-temannya. Tapi siapa yang sangka, di balik kesan pendiamnya itu, ternyata
beuuuuhhh.. saya tidak mau berkata-kata, hahah. Ok, dan sebentar lagi dia akan
menjadi nyonya bule, hahah dia adalah Aniesa. Dia sangat jago bahasa inggris
diantara kami semua. Hahah wajar kalo sekarang dapet bule
Ketika melihat mereka tertawa-tawa dengan bahagia, saya
semakin ciut duduk di sudut belakang. Bertanya-tanya apakah saya bisa
bersosialisasi di kelas ini.
Siapa yang sangka pertemanan kami dimulai karena ketidak
sukaan kami dengan guru olah raga kami. Sebut saja namanya “Pak F”. Hahaha..
saat SMP saya sangat tidak suka
pelajaran olah raga, lebih tepatnya olah raga lari. Jika diadakan pengambilan
nilai lari, saya pasti selalu berada pada tingkat dua atau tiga terendah. Yah..
setidaknya bukan yang paling bawah. Hingga saat olah raga lari dilaksanakan di
kelas saya, saya pun berada di urutan dua terbawah. Perlu kalian ketahui,
seusai lari hal bodoh yang saya lakukan adalah nyaris pingsan, tapi saya tidak
pingsan. Sudah terlanjur jatuh dan ingin pura-pura pingsan, tapi belum pernah pingsan
sebelumnya. Alhasil, kesan yang saya buat saat itu adalah saya teler karena
lari. Saya ingat saat itu saya jatuh di pangkuan Tika, Hahaha. Hingga acara
olah raga berakhir badah saya sudah bugar kembali. Di kelas, saya mendapati
kelompok berisik yang tadi saya ceritakan itu menggosipi dan mengata-ngatai si
Pak F.. ahhaahaha ternyata mereka tidak suka dengan Pak F. Dengan sangat PD-nya
saya ikut-ikut nyambung pembicaraan mereka “Saya sudah tidak suka dengan Bapak
itu dari kelas 7”. Mereka dengan sangat bingung melihat kedatangan saya
terdiam, dan ntah suasana yang pas dan mendukung kami pun memiliki pembicaraan
yang seru mengenai si Pak F. Memang pada dasarnya kami brutal ata hobi
mengata-ngatai guru, sejak saat itu saya akrab dengan mereka. Siapa yang sangka
keakraban diawali dengan mengata-ngatai guru. Tuhan ampuni kami.. hahahah
Kehidupan kelas 8 saya pun dilalui bersama dengan mereka. Mungkin
saya akan menceritakan kebodohan-kebodohan kami dalam poin-poin
1.
Shinta, Aniesa dan Tika yang memang jago lari,
bersedia ikut loma marathon yang jalurnya cukup jauh, dengan iming-iming
traktiran bakso dari Pak F
2.
Semester 2, saya memutuskan bergabung grup
theater bersama mereka ( yang sebelumnya sudah lama ikut). Saat itu ada lomba
di SMP 7, dan saya mendapat peran menjadi hantu. Menyedihkannya, dandanan saya
mengerikan tidak membuat grup teater kami menang.
3.
Shinta dengan semangatnya berkelahi dengan
Akhmad Rizal untuk memberikan surprise di ulang tahun wali kelas kami Ibu
Zuraidah
4.
Kami mengikuti Bimbel yang sama di Pragmatis,
dan Aniesa tergila-gila dengan salah satu siswa SMP 2, sebut saja “S”. Sejak saat
itu Aniesa sangat rajin ke bimbel mengunakan rok dan baju-baju girly-nya yang
selama ini tidak pernah dipakai jika bermain bersama kami
5.
Saya dan Tika menyukai laki-laki yang sama
(hahaha tolol sekali itu).
6.
Tika pernah mengeluarkan mie pangsit dari
hidungnya karena makan sambil tertawa, dan saya pun pernah mengeluarkan nutri
jel dari hidung saya karena hal yang sama.
7.
Shinta pernah sangat mengidolakan Tomi
Kurniawan, saya mengidolakan Irwansyah
8.
Aniesa pernah mengira lirik lagu “marcel” adalah
puisi, dan dengan PD nya dia membaca lirik itu
9.
Saat Soedirman Cup saya, Tika, dan Shinta tidak
langsung pulang karena mendukung Aniesa dalam lomba Scrabble, sejak saat itu
Scrabble adalah permainan favorite
10.
Shinta dan Tika yang terobsesi memiliki tubuh
yang langsing, membeli pocari sweat. Setelah minum beberapa teguk saya ingat
Tika berlari-lari di tempat seperti orang olah raga. Saat saya tanyakan apa
yang ia lakukan, dengan santainya dia menjawa “biar lemak-lemak di tubuh terbakar,
biar bisa langsung kurus”.
11.
Shinta yang masih terobsesi dengan tubuh
langsing membeli susu WRP, namun meminumnya tanpa di seduh, makan bubuk
12.
Aneka Yes, adalah majalah favorite Shinta, dan
selalu kita baca bersama-sama
13.
Aniesa yang paling jago renang di antara kami,
saat pelajaran berenang kami hanya menempel dengan dia.
14.
Saya dan Shinta pernah berkelahi hanya karena
berdebat kehebatan antara Joy dan Delon. Saya mendukung Joy, Shinta mendukung
Delon
15.
Saat sedih bersama karena problem yang dialami
Aniesa
16.
Aniesa dengan bangganya mendapatkan gelar “Betam”
(Beruk Itam Masam)
17.
Tika dengan PDnya menyanyikan lagu “You’re
beautiful is NO”
18.
Berdasarkan tanggal lahir kami meramalkan
cita-cita kami, tentunya yang sesuai dengan impian kami. Aniesa lahir tanggal 7
Juli (hari Henry Dunnant) diramalkan akan menjadi dokter. Saya lahir tanggal 8
Agustus (hari berdirinya ASEAN) diramalkan oleh mereka menjadi Aktivis dan
pemimpin Konferensi-konferensi. Shinta yang lahir tanggal 9 April ( hari
penerbangan nasional) diramalkan menjadi pilot. Dan Tika lahir tanggal 10 Maret
(hari artis nasional) diramalkan menjadi artis. Namun jika cita-cita kami yang
kami ramalkan sendiri itu tidak tercapai, maka kami punya ramalan alternatif,
yaitu Saya akan menjadi Bu RT, Aniesa akan menjadi Mantri, Shinta akan menjadi
pedagang miniaturs pesawat terbang, dan Tika akan menjadi penyanyi organ
tunggal. (Faktanya sekarang, saya mahasiswa ekonomi sumberdaya lingkungan di
IPB, Aniesa lulusan manajemen informatika IT TELKOM, Shinta Mahasiswa
Kedokteran UNILA, dan Tika lulusan sastra arab di UGM)
19.
Perang atensi di radio “Lesita” dengan membentuk
genk “anak genteng” dengan mars yang diambil dari kaos donga shinta. Bodohnya
si penyiar radio selalu salah membaca nama genk kami “anak ganteng” ckckckck
20.
Betapa dulu saya dan Shinta sangat mengidolakan
Bojes dan Tiwi
21.
Film favorite kami saat itu adalah Mengejar
Matahari, dans elalu meniru gaya Udjo “Ni nihh.. temen lo nih, gak tau apa yang
dia punya.. sebelum semuanya ilang.. basi lo!”
Saya yakin masih banyak kebodohan-kebodohan kami, tapi hanya
itu yang bisa saya ingat. Mungkin mereka bisa menambahkan?? Hahahahaha
Tulisan yang apa adanya dan tidak terlalu bagus ini saya
kadokan untuk ulang tahun Tika Musfita 10 Maret lalu (heheh maaf ya telat) dan
untuk Aniesa yang akan membangun rumah tangga dengan Bule.. hehe serta untuk
Shinta atas Sarjana Kedokteran yang telah diraih, semangat buat koas mu (maaf
telat juga hehe)
Kalian teman-teman luar biasa.
Berhubung saya bingung publikasinya lewat mana, jadi saya
gunakan blog saya yang tidak terawat ini.. haha miss you guys..
oi butet, alahmak nian lah baco tulisan iko. gelak2 dewek ambo cak org gilo!!! ah kangeeeeennn!! kapanlah ngmpul lagi?
BalasHapus