Menulis karena sedang belajar. Karena saya tidak bisa belajar tanpa menulis.

hidup untuk belajar

belajar untuk hidup

maka hiduplah menjadi manusia

Selasa, 05 Juli 2011

Yeh, pagi ini menjelang siang ini saya bangun dan mendapati bleki (nama laptop saya yang saya putuskan secara semena-mena) masih dalam keadaan menyala dan on line. Sengaja saya biarkan seperti itu, karena seingat saya, semalam saya benar-benar seperti orang mules-mules diare menanti satu lagi nilai mutu akhir keluar dari delapan matakuliah yang saya ambil di semester empat ini.

Memang satu mata kuliah yang satu ini agak-agak mengganjal, karena dari semua matakuliah yang saya ambil, matakuliah ini yang saya agak ragu dapat nilai sangat memuaskan. Bukan karena saya tidak suka matakuliahnya atau apa. Tapi nilai UTS saya untuk matakuliah yang ini berada di kepala 6, yang notabene kata kakak-kakak kelas matakuliah ini mudah di materi UTS dan susah naujubile di materi UAS. OK, jadi tahukan anda-anda semua kenapa saya sampai mules-mules seperti orang diare akut. (Untuk UTS yang katanya mudah saja saya mendapatkan nilai kepala 6, apalagi di UAS yang katanya susah... alamak jaaaanng...). Saya juga bingung kenapa saya dapat nilai segitu, eits..jangan salah paham dulu, bukannya saya sombong atau apa, kebingunan yang saya maksud adalah.. saya mengarang apa yang di lembar ujian waktu UTS kemaren, kok tumben karangan saya agak-agak kurang (udah agak pake kurang lagi!) mempan. Baiklah saya terima dengan lapang dada. Saat UAS pun saya tidak tidur semalaman, kenapa? Yah karena belajar donk! Hahahaha, tapi tunggu dulu, apa benar-benar belajar? Yah, saya menghabiskan waktu dari pukul 2 pagi sampai kira-kira 4 pagi chatting dengan orang gila stress (yah walalu begitu dia benar-benar teman akrab saya dan sudah saya anggap kakak saya sendiri) untuk membicarakan penyelesaian masalah yang sedang kami hadapi (sok-sokan kami ya..haha). Dan ketika sudah pukul 4 pagi, saya baru sadar, persiapan saya masih 30%..hahaah so, langsung bantai belajar lagi sampai jam 7 pagi untuk UAS yang dimuali pukul 8 pagi. Benar-benar tidak tidur semalaman.

Well, matakuliah ini sih ngaku-ngakunya adalah sejenis matakuliah kalkulus tak wajar (ok kalkulus wajar saja rambut saya sudah rontok apalagi kalukulus tak wajar). But, bukannya sombong atau apa, saya sangat suka yang berbau-bau hitung-hitungan apalagi kalkulus. Mau sesusah apapun, saya sangat senang mengerjakannya, walalupun gak kelar saya kerjakan pun saya tetap senang mengerjakannya (???). Tapi kenapa pelajaran kesenangan nilai saya malah jadi gini ya? Bingungkan?! Sama, saya juga bingung!! Hahaha, mungkin itulah salah satu aplikasi statement yang menyatakan CINTA TAK HARUS MEMILIKI (hallaaaaah..) hahaha!! Eh..eh,, dari tadi saya ngegosipin nih mata kuliah, penasaran gak sama nama ni mata kuliah... Kasih tahu gak ya?? hahaha Ok baiklah, Matematika Ekonomi, si kalkulus tak wajar.. hhihihi...Gimana, tertarik mengikuti matakuliah ini? heheh

Ok, kembali lagi ke si bleki yang dalam keadaan menyala. Saya menatap web KRS online, tempat semua nilai-nilai mata kuliah dari institusi pendidikan tempat saya menimba ilmu ini diumumkan. Yah, bisa dikatakan lah, nilai untuk matematika ekonomi ini dan satu mata kuliah dari departemen saya yaitu Ekonomi Pertanian (berjejer membentuk "ibu-ibu hamil") agak-agak merusak keseragaman nilai matakuliah lain yang sudah enak dilihat rapi tersusun..(bentuknya "segitiga" berjejer lho.. kali ini beneran "agak sombong" sombong).

Tapi, yang paling terutama, saya benar-benar bersyukur dengan Tuhan untuk semua nilai sekarang (kalo gak bersyukur kelewatan!), jujur, kalo melihat perjalanan saya ketika baru masuk di kampus ini dan masuk ke jurusan yang tidak pernah saya ketahui dan benar-benar kecelakaan untuk masuk kesana, Ceritanya panjang..haha ntar lah ya, saya bakalan posting. Dan bukan hanya itu saja, dilihat dari semester 4 ini, bisa dibilang ini semester saya yang paling sibuk diantara semester-semester terdahulu yang pernah saya lewati. Saya banyak mengalami proses, jatuh bangun, dan banyak sekali pergumulan. Tapi, justru nilai kuliah saya yang benar-benar menjadi kekhawatiran saya, ternyata semakin meningkat diberikan Tuhan. Benar, Tuhan memberikan kita proses agar kita mau tetap berusaha untuk mencapai hasil akhir yang sudah DIA rencanakan, tentunya jauh dari yang kita pikirkan sebelumnya. It's only By YOUR grace! Thx God.. I love You..

Nah, sampe sini dulu yah postingan kali ini, ntar masih banyak lagi cerita-cerita yang akan saya bagikan. Karena, hidup itu proses, jadi gak salahkan kalo dibagikan..=)
Tahukah anda kalo sekarang saya sedang menulis posting blog ini sambil berbaring di atas tempat tidur? Yah itulah yang sebenarnya... Kok bisa? Tentu, tinggal menaikkan bantal di kepala tempat tidur dan menempatkan laptop saya di atas kaki yang menekuk sambil tiduran, dan itu nyaman. Dua hari terakhir ini, saya memutuskan untuk benar-benar mengistirahatkan badan saya. Sepertinya badan ini sudah mulai protes untuk minta cuti karena selalu dipaksa untuk lembur selama beberapa bulan terakir karena banyaknya tugas, deadline, fokus, dan tanggung jawab. Alhasil, dua hari yang lalu saya tepar dan benar-benar harus istirahat.

But, what i've got its really wonderful guys.. Those are processes.. Yeah! Semua yang ku alami belakangan ini benar-benar proses yang luar biasa. Tuhan memberikan proses untuk membentuk saya menjadi pribadi yang tidak hanya stay di level itu-itu saja. Tuhan membawa saya ke dalam suatu permainan petualangan yang cukup rumit yang outputnya benar-benar tidak pernah saya sangka, so wonderful. (It's only by Your Grace).



Pertanyaannya sekarang adalah, jika saya sudah naik level, apakah saya akan tetap berada di level tersebut, atau mau berusaha untuk naik level lagi? Dua hari ini dan dua hari esok harus benar-benar saya manfaatkan untuk beristirahat. Menyiapkan tenaga untuk menghadapi hari esok. Karena sepertinya saya sedang menerima proses baru yang diberikan oleh Tuhan untuk naik level berikutnya. Yah, saya baru saja menerima hal lain yang juga berada di luar zona nyaman saya, bahkan jauh dari pikiran saya sebelumnya. Doa saya kali ini, biarlah saya melewatinya dengan hati seorang pelayan dan menjalaninya tidak dengan terpaksa ataupun pasrah. Saya bersyukur, ternyata bukan hanya saya saja yang sudah menggumulakan ini, tapi cukup banyak juga teman-teman saya yang membantu saya dalam doa untuk saya mampu melewati proses naik level ini lagi.
Tuhan, aku menantikannya, akhir proses level baru ini.

Selasa, 14 Juni 2011

Malam H-2 ujian akhir semester pukul 00.43 wib.. yeah!
Belum mengumpulkan terkumpul semua keinginan untuk belajar menghadapi ujian. Buku-buku, handout dan modul bertebaran, namun tak memiliki pembaca.

Right, sudah berapa lama saya off menulis. LAGI,LAGI, DAN LAGI saya terpaksa mengatakan, "sudah lama saya tidak menulis". Sebenarnya saya dulu sempat berkeinginan tidak ingin mengatakan hal itu lagi di blog ini, tapi keadaann berkata lai, dan ternyata faktanya saya malah kalah dengan keadaan. Yeah! Ok fine, hanya kata-kata untuk memulai.

Saya kehilangan visi? Apakah iya? Gawat, bukan hanya sekedar gawat. Tapi lebih dari gawat. Ya, saya menghabiskan waktu dengan kesibukan mengejar deadline, tugas dan program. Merelakan berkurangnya jadwal istirahat, terkadang sampai lupa makan. Ok, jika saya masih berada di zona nyaman, pastti saya akan membenci hal ini. Namun berhubung saya sudah memutuskan berada di luar zona nyaman, saya suka tidak suka, sulit atau gampang, senang atau sedih, saya harus mengahdapinya. Tapi bagaimana jika harus kehilangan visi?


Visi adalah tujuan, tanpa tujuan tidak akan ada arah, malah hanya akan berputar-putar atau bahkan berjalan di tempat. Dan saya sedang kehilangan itu. Visi yang sudah doakan dan susun rapi seakan-akan hilang ditelan keadaan yang selalu menekan dan menuntut. Yah saya kalah kali ini. Mungkin memang karena keadaan yang seperti ini membuat saya tidak berkontinu mendoakan visi itu. JANGAN TIRU HAL INI. Karena akibatnya fatal saudara-saudara! Saya kehilangan VISI. 



Tidak..tidak...salah..saya tidak kehilangan visi... saya mungkin hanya berbelok dari jalur visi yang sebenarnya karena saya tidak berkontinu mendoakannya. Jadi seolah-olah saya kehilangan visi dan tidak melihat jalan yang sebenarnya. Kesalahan besar? Tentu! 
Just share, pelajaran yang saya dapat ambil, saya kalah dengan keadaaan. Kembali saya katakan, saya kalah dengan keadaan. Justru ketika berada di ambang kekalahan, semakin berkontinulah berdoa. Saya belum menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, dan masih benar-benar mengandalkan diri sendiri. 
 


Banyak materi, banyak teori, banyak pembinaan yang saya dapatkan. Semuanya baik, luar biasa malah. Namun fakta dilapangan, saya lupa menerapkannya, karena masih mengandalkan diri sendiri. Apa itu faktor koleris yang kental di diri saya? Ini pelajaran, baik-baik, jangan lari dari jalan ke visi, karena akan mengaburkan pandangan dan kau seolah-olah kehilangan visi.



Tulisan kali ini menggantung (bagi saya) karena saya sedang berusaha mencari akhir dari tulisan ini. Yang hanya saya bisa lakukan sekaran adalah berkata, Tuhan ampuni saya.

Mengenai Saya

Foto saya
Seorang ambievert -- Bercita-cita dapat mengunjungi 35 Provinsi di Indonesia --Belajar menjadi environmentalist tapi masih sulit untuk hemat energi (namanya juga tahap belajar) -- Sarjana Ekonomi namun tidak begitu paham khatam ekonomi -- penggila senja dan pengagum langit biru -- sangat menyukai perjalanan darat -- tak pernah berhenti kagum atas karya Pencipta alam yang ada di bumi -- Environmental Science, University of Indonesia 2014 (Master degree) -- Resource and Environmental Economics, Bogor Agricultural University 2009-2013 (Bachelor Degree) -- SMAN 5 Bengkulu -- Christian -- I just wanna be a good Indonesian

Popular Posts